Senin, 22 Juli 2013

Persembahan Untuk " MAMA " bab pertama

Sabtu , 16 JUNI 2012  ,
Peristiwa Sakral
Pada saat itu Mama sudah dalam keadaan lemah ,jauh sebelumnya pun Mama sudah sakit -sakitan , pada mulanya yang kami kira hanya  sakit biasa ,Mama masih bersikeras menyambut keluarga besan , tentu saja di dampingi istri tercinta , " Mama masih sanggup , Mama masih kuat  " begitulah ucapan beliau ,setiap kali anak-anaknya mengingatkan untuk rehat.
Mama semangat sekali menjalani tiap prosesi acara pernikahan anak perempuan terakhirnya , dari awal persiapan ,sampai hari H .beliau tidak mengindahkan tubuh ringkihnya , Subhanallah demi kelancaran pernikahan kami ."Terima kasih Ma, mungkin sebelumnya aku ga sempet mengucapkan nya " sungguh aku menyesalinya

Beliau selalu mendampingiku

Menjelang acara inti yaitu ijab kabul suasananya semakin mengharu biru , entah mengapa mama semakin lemah ,mungkin karena bila semuanya usai akan ada jarak dia antara kita , mungkin itu yang ada dalam pikiran beliau .Karena memang saya cukup dekat dengan mama di banding siapapun ,kami sangat dekat sampai - sampai mama sulit ikhlas melepasku , namun beliau tidak egois ,walau dengan berat hati justru mama yang menggebu memberikan usulan untuk mempercepat tanggal pernikahanku , Memang berat menjadi seorang wanita susah payah menjaga harkat ,martabat . tetap saja di pergunjingkan .Begitu mama tau ada pria yang berusaha dekat dengan anak perempuanya , dan pria itu menyatakan serius , segera mama meresmikan kami , karena dengan pernikahan salah satu jalan menjaga harkat ,martabat wanita .


Beliau semakin lemah




Sebelum wali nikah di serahkan kepada wali hakim , aku memohon restu pada beliau , dengan suara terbata - bata ku ucapkan kalimat demi kalimat , yang di tuntun oleh juru tulis , sampai akhirnya suaraku lenyap di ujung kalimat demi menahan rasa haru , dan tak terasa buliran air matapun jatuh di pipiku , sesak dadaku menahan isakku , sampai akhirnya mama menyerahkan perwalian pada wali hakim , beliaupun pamit yang saya yakin mama juga menahan emosinya sedemikian rupa , namun tetap saja kentara , dari nada suara beliau yang terbata - bata .Tertatih mama meninggalkan ruangan itu , Dipapah adik bungsuku yang  dekat juga dengan beliau ,


Alhamdulillah semua berjalan lancar setelah ijab kabul , semuanya menjadi lapang , mama agak mendingan walau masih terlihat lemas , tapi saya yakin mama sangat bahagia beban terberat yaitu mewalikan anak perempuan sudah terlunasi , dalam hidupnya ga ada hutang tanggung jawab lagi terhadap ALLAH SWT
walau dalam keadaan demikian mama tetap saja mengumbar senyumnya bahkan masih dapat bergurau dengan kami , yang saat itu penganten baru .dan kami pun tertawa bersama .

Pantang mundur sampai rampung


walau hanya memakai baju ala kadarnya , beliau tetap mendampingi kami , menerima tamu undangan , sampai beberapa dari kawan mama & mimi agak prihatin melihat keadaan mama , sekaligus salut dengan kekeukeuhan beliau yang masih bertahan mendampingiku . ( love u ma )


Photo aten lawas vs aten anyar

to be continue....

1 komentar: